Omed-omedan Bali


Kebetulan saat itu gue masih magang di Bali. Gue dapat tugas untuk meliput acara Omed-omedan. Karena bukan orang Bali gue belum tau tentang Omed-omedan, langsung aja gue browsing. Kesan pertama lihat foto yang muncul di Google gue kaget dan kagum, karena gue baru tau juga ada acara tradisi yang nggak biasa ini. Dalam benak, gue harus dapetin banyak foto dari acara tersebut. Berbekal motor dan panduan arah dari Google Maps, gue langsung berangkat menuju acara tersebut. Jadi, gue dapat tugas dadakan dari tempat magang.

Omed-omedan digelar di daerah Banjar Kaja, Desa Sesetan, Denpasar Selatan, Bali. Biasanya Omed-omedan digelar satu hari setelah Nyepi.

Gapura masuk Omed-omedan, Desa Sesetan.

FYI, kalau kalian tertarik untuk memotret tradisi unik ini, kalian harus mempersiapkan kamera kalian agar terhindar dari cipratan bahkan siraman air, atau kalian bisa menggunakan waterproof case kamera. Lap atau kain kering juga penting untuk mengelap bagian lensa kamera yang terkena guyuran air. Kalau gue kemarin sih, gue bungkus pakai kresek dan gue kasih lubang di bagian depan lensa. Tambahan lagi bagi kalian yang berniat untuk memotret, sebaiknya kalian berangkat lebih awal, karena penonton, wartawan, maupun fotografer bakal membludak di acara ini. Panitia sudah mempersiapkan tempat khusus untuk fotografer maupun wartawan yang akan mengambil gambar, tapi tetep aja kalau kalian nggak berangkat lebih awal bakalan penuh dan berdesakan.

Tradisi unik ini dilakukan oleh anak muda Desa Sesetan pria dan wanita yang berusia antara 17-30 tahun yang belum menikah. Sebelum Omed-omedan dimulai para peserta akan melakukan Sembahyang di salah satu Pura. Selain Omed-omedan, di dalam rangkaian acara juga terdapat acara hiburan, seperti panggung musik, bazar, acara tari, dan lain-lain. Jadi kalau kalian berangkat lebih awal kalian tidak akan merasa bosan. Gue sempat tanya dengan salah satu panitia, Omed-omedan bakal berlangsung pukul 2 siang.

Bazar di Acara Omed-omedan

Sebelum Omed-omedan dimulai ternyata ada pertunjukan Barong, nah ini yang menandakan Omed-omedan segera dimulai. Siap-siap cari tempat terbaik buat motret ya guys. Kalau yang gue lihat kemarin, Omed-omedan dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari kelompok pria dan kelompok wanita.


Barong
Para panitia sudah mulai terlihat mengisi air yang dimasukkan ke dalam ember. Seorang sesepuh memberikan tanda agar para peserta mulai memasuki area. Oke gue mulai mengencangkan kresek biar nggak khawatir airnya tembus. Saran lagi guys, sebaiknya kalian memakai sandal, karena air bakal diguyur ke segala arah, sayang kan kalau sepatu kalian yang mahal harus jebol karena kena air.

Kedua kelompok mulai saling mendekat dan mereka saling berpelukan yang disusul dengan siraman air. Sorak sorai dari peserta dan penonton mulai terdengar, mereka terlihat tertawa dan bergembira. Yang kadang gue bingung siraman air ini munculnya dari arah random, nggak bisa ditebak. Pokoknya, begitu kedua kelompok tersebut maju saling berdekatan air sudah terbang kemana-mana. Yang lebih lucu lagi dari peserta wanita terlihat malu-malu, kalau dari kelompok pria mah nyosor aja, hahaha..






Selesai mengambil gambar, gue kok ngerasa peserta nggak ada yang berciuman, mereka hanya saling berpelukan. Setahu gue pas browsing, banyak artikel yang menyebutkan kalau Omed-omedan adalah ritual unik berciuman. Bahkan dari orang yang ngasih tugas gue untuk ngeliput dia juga menyebutkan kalau Omed-omedan adalah tradisi ciuman yang dilakukan di Desa Sesetan. Gue sempat berpikir, apa mungkin peserta malu atau ada hal lain. Gue nggak sempet bertanya ke panitia ataupun sesepuh sih, tapi gue sempatkan untuk browsing lagi karena penasaran. Sebuah artikel yang ditulis oleh TribunNews menyebutkan bahwa Omed-omedan sebenarnya adalah tradisi berpelukan antar muda mudi secara bergantian yang disusul dengan siraman air. Ehmm.. Ternyata banyak orang yang salah paham dong ya? Termasuk gue. Entahlah yang jelas tradisi unik nan langka ini harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. Tradisi semacam ini nih yang bikin Indonesia lebih berwarna.

Jangan lupa pakai sandal atau malah nyeker sekalian guys

Only in Indonesia loh.. bule aja tertarik nonton acara ini, mereka bela-belain berdesakan. Jika kalian sedang berada di Bali dan ingin berbahagia sempetin nonton atau motret tradisi unik ini guys.

Comments

Popular posts from this blog

Bunker Kuno Balaikota Surakarta

Melasti Pantai Batu Bolong

Telaga Sarangan, Paradise at Slope of Mt. Lawu